Mandiri Tidak Tergantung
Indonesia boleh bangga memiliki tujuh Presiden yang konsisten membangun Industri Pertahanan selama masa jabatannya. Negara yang kuat sangat dipengaruhi oleh kekuatan Industri Pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Keberadaan Industri Pertahanan tidak lagi membuat kita tergantung kepada negara lain, karena bangsa sendiri mampu memenuhi kebutuhan bagi angkatan perangnya dan di sisi lain manfaat Industri Pertahanan dapat memberikan kontribusi kepada ekonomi dan penghematan devisa bahkan memberikan porsi lapangan kerja terampil.
Ancaman embargo dapat dieliminasi dan sudah pasti Industri Pertahanan merupakan faktor penggetar (deterrent factor) dalam strategi pertahanan negara.
Alih Teknologi Industri Pertahanan
Ada alasan strategis bagi negara yang menjadi hal mutlak dalam pembelian peralatan militer kontinuitas dan kemandirian yang selalu menjadi paket saat kita membeli peralatan militer. Tidak hanya sekedar memenuhi kepentingan strategi militer tetapi lebih dari itu harus sejalan dengan politik strategi nasional yaitu memelihara dan membangun sendiri Industri Pertahanan.
Alih teknologi alutsista sudah menjadi amanat konstitusi Industri Pertahanan yang wajib ditaatlanjuti oleh pihak pemangku kepentingan. Alutsista laut modern yang diadakan oleh negara seperti Kapal Selam dan Perusak Kawal Rudal menjadi kewajiban negara yaitu pemerintah dan rakyat untuk menyediakan biaya sekaligus mengelola manajemen alih teknologi. Kerangka waktu strategis 2020 sudah di depan mata dimana pembangunan Kapal Selam bisa kita lakukan sendiri.
Alutsista strategis udara membangun pesawat tempur generasi 4.5 yang sedang dikerjakan bersama Korea jangan kendor intensitasnya hanya karena terjadi turbulensi kebijakan. Negara sudah membuat komitmen strategis dengan mengeluarkan biaya besar yang targetnya memiliki pabrik Jet Tempur.
Alutsista strategis matra darat hendaknya menjadi pedoman strategis bagi negara bahwa pemeliharaan paska jual dan pendampingan produsen bagi PT. Pindad untuk bisa mencapai posisi produsen mandiri jangan sampai goyah apalagi terlepas dari kepentingan strategis sebagai produsen pemasok market di Asia.
Masa Depan Industri Strategis
Industri Pertahanan Indonesia banyak memiliki peluang besar. Berbagai capaian teknologi robot, pesawat tanpa awak, kapal tak berawak, roket dan rudal, pembuatan satelit mikro, kendaraan lapis baja, kapal perang, pesawat angkut dan tempur merupakan ruang berproduksi dan peluang pemasaran yang menjanjikan perlu menjadi tantangan negara. Anggaran Pertahanan Negara yang bergerak maju kepada skala 1 – 3% dari PDB hendaknya menyisihkan porsi untuk pembangunan Industri Pertahanan yang sinkron dengan pembangunan kekuatan Pertahanan Negara agar Industri Pertahanan merebut tingkat kapabilitas yang mumpuni dan andal pada masa datang.
Tantangan Industri Pertahanan
Tantangan sekaligus peluang bagi Industri Pertahanan dalam negeri adalah meningkatkan kualitas manajemen yang profesional dan kompetitif, sehingga memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna. Tantangan ini merupakan cambuk untuk meraih kapasitas produksi yang maksimal.
Hal kritis dalam pembangunan Industri Pertahanan adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen Industri Pertahanan dan meniadakan peran “broker” yang berdampak pada “mark-up”. Negara jangan pernah memberi peluang distorsi internal dan eksternal terhadap manajemen Industri Pertahanan yang hanya timbulkan kerusakan yang sulit diperbaiki. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara yang paling tepat untuk menciptakan efisiensi dan manfaat. Kepemimpinan Industri Pertahanan harus segaris dengan politik strategi nasional pertahanan.
Komitmen dan Komunitas
Tekad untuk membangkitkan Industri Pertahanan kita harus didukung militansi dan intelektualisasi dari teknokrat kita baik sipil dan militer disertai sekali lagi “political will” yang konsisten dan berkelanjutan dari negara.
Kita harus punya pemikiran dan perencanaan yang berkelanjutan. Misalnya, kalau cuma mau beli setahun dan tidak berlanjut, tentu produsen tak bisa untung. Kita harus bisa melindungi Industri Pertahanan dalam negeri kita.
Salah satu caranya, pengguna menetapkan skema pengadaan dan kebutuhan persenjataan dalam jangka panjang. Dengan demikian, proses produksi dapat berkelanjutan dan produsen pun tak kesulitan mencari skema pembiayaan dan permodalan dari perbankan.
Industri Pertahanan dalam pengembangannya perlu memperhatikan aspek institusional, industrial, legal dan personal atau SDM sehingga arah pengembangan Industri Pertahanan lebih fokus dan sesuai dengan kultur Indonesia. Oleh karena memperhatikan pengembangan strategis ke depan, kesinambungan kebijakan pada Industri Pertahanan memerlukan komitmen dan kepedulian berbagai pihak agar jalannya Industri Pertahanan tidak tersendat – sendat. Bahkan dengan melakukan strategi “driven analysis”, maka akan diketahui bahwa perlunya kebutuhan anggaran pertahanan lebih tinggi untuk memacu pengembangan Industri Pertahanan.
Karena perubahan strategis yang begitu cepat bahkan cenderung penuh ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi, menyebabkan adaptasi terhadap kemampuan Industri Pertahanan harus senantiasa dikembangkan yang merupakan hasil dari kontemplasi dan gagasan serta pertimbangan dari perubahan – perubahan strategis yang terjadi di sekitar Indonesia dan dipengaruhi aspek strategi, teknologi serta persepsi dan kalkulasi hubungan internasional. Kementerian Pertahanan mendukung setiap kerja keras dan kerja cerdas, serta kreasi dan inovasi pelaku Industri Pertahanan yang akan mendukung meningkatnya kapabilitas strategis demi terciptanya Indonesia sebagai kekuatan regional seperti yang diharapkan.