Defence Intellectual Management

Suatu hal alami saat manusia lahir di dunia sudah memberikan isyarat mempertahankan diri walaupun dengan tangis dan gerakan tubuh. Begitulah anatomi manusia berkembang dengan akal sehat yang logis merespon tantangan kehidupan tidak lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Di Indonesia seperti Panglima Besar Jenderal Soedirman selalu berpesan kepada prajurit agar senantiasa memenangkan hati dan pikiran rakyat dalam memenangkan perjuangan melawan penjajah . Makna pesan ini sangat efektif dari masa ke masa artinya tentara dan rakyat bersatu dalam mempertahankan negara.

Negara kita yang merdeka karena diperjuangkan dengan cucuran darah dan keringat dari para pahlawan dan pendahulu kita telah mewujudkan “ kecerdasan yang brilian” seperti yang ditunjukan dalam rumusan mukadimah UUD 1945 yang maknanya visioner dan aplikatif dari abad ke abad menembus semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adalah hak dan kewajiban setiap warga negara ikut serta dalam pembelaan negara untuk mewujudkan negara yang plural dan luas serta kaya ini terjaga – maju sejahtera dan cerdas kehidupannya, dan tentu sebagai negara kebangsaan harus mampu hidup bermartabat tempatkan diri berdampingan dengan bangsa bangsa lain di dunia.

Era globalisasi yang cenderung borderless ditandai berbagai model kemajuan komunikasi  dan informasi serta pengetahuan dan teknologi sudah pasti mempengaruhi tata nilai dan pola penyelenggaraan pertahanan negara untuk menghadapi multi dimensional threat yang kompleks. Dengan perkataan lain kita perlu kualitas kemampuan pertahanan yang unggul untuk menekan eskalasi ancaman.

Defence Intellectual Management ( DIM ) suatu resultan dari kualitas praktis dan akademis yang diterapkan dalam interaksi kepemimpinan dan manajemen untuk membangun kekuatan pertahanan merespon ancaman dan tantangan multi dimensional.

DIM memang dimulai dari panggilan hak dan kewajiban pembelaan negara bagi setiap warga dari semua aspek profesi baik militer dan nir militer, tetapi sebenarnya DIM merupakan tuntutan fenomena profesional yang harus ditumbuh kembangkan agar dia menghasilkan adrenalin yang cukup pada saat diperlukan mengatasi suatu permasalahan maka DIM menjadi cairan solusi yang seketika tanpa perlu mencari referensi atau membuka kamus penanganan masalah.

DIM bukan institusional tapi individual capability yang berbasis profesionalitas yang sarat dengan tantangan kemauan dan kesanggupan individual yang dibentuk melalui 3 koridor membangun DIM ialah melalui koridor pendidikan dan pelatihan formal, beragam pengalaman kegiatan dan akses pekerjaan serta kemampuan pengembangan diri yang tidak pernah surut. Inilah yang membentuk modalitas yang berharga bagi kemampuan individu. Seorang profesional harus memiliki sikap pantang menyerah walaupun ia harus siap menghadapi dinamika pasang surut bahkan sepahit apapun, tapi tidak akan punah menghadapi tekanan seberat apapun.

Permasalahan negara yang cenderung kompleks dan eskalatif tidak cukup dihadapi dengan Alutsista modern dan organisasi militer canggih tanpa kemampuan DIM yang dikelola dalam kepemimpinan dan menajemen yang multi guna. Mengapa ? Kita tidak boleh terkecoh dengan istilah “ perang modern “ yang bertumpu kepada berbagai ragam kecanggihan, tetapi akhirnya makna “ The man behind the gun ” yang penuh dengan adrenalin yang berkualitas itulah tumpuan solusi permasalahan yang sebenarnya.

DIM adalah ibarat mengumpulkan jam terbang yang harus dijalani sendiri, bahkan pencapaian kualitas DIM didapatkan dari perjuangan melintas perjalanan jauh untuk memperoleh suatu pengalaman yang berharga itu. Semakin sering mengalami intensitas penanganan masalah yang kita hadapi, maka akan lebih tajam pisau analisa dan keputusan yang kita miliki. Inilah tantangan yang perlu dijawab bagi generasi penerus pertahanan negara sebagai role model yang produktif bagi pembelaan negara masa kini dan masa depan. 

Ada harapan yang sangat besar generasi penerus terpanggil produktif dalam bela negara dengan menunjukan kompetensi profesionalitasnya. Sebagai garda terdepan sekaligus motor penggerak dalam mewujudkan gerakan nasional bela negara. Disamping itu Sebagai agen perubahan dalam membangun daya tangkal bangsa generasi penerus harus mampu mempertahankan nilai-nilai karakter dan  jati diri bangsa dengan selalu kreatif dan inovatif menyebarluaskan nilai bela negara untuk bangsa seraya memahami perubahan tatanan dunia baru.

Itulah Defence Intellectual Management  sebagai suatu capacity building.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.